Salam Semangat Perawat Indonesia

Memberi Pelayanan Prima untuk Indonesia Sehat

Sunday, June 5, 2016

Penyakit Sinusitis

       Sinusitis adalah infeksi sinus, peradangan yang terjadi pada rongga sinus. Sinus itu sendiri sering        pula disebut dengan sinus paranasalis adalah rongga udara yang terdapat di area wajah yang                terhubung dengan hidung yang berfungsi untuk menjaga kelembaban hidung, dan menjaga                   pertukaran udara di daerah hidung. Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan, yaitu:

  • Sinus Frontal, terletak di atas mata dibagian tengah dari masing-masing alis.
  • Sinus Maxillary, terletak di antara tulang pipi, tepat di samping hidung.
  • Sinus Ethmoid, terletak di antara mata, tepat di belakang tulang hidung.
  • Sinus Sphenoid, terletak di belakang sinus ethmoid dan di belakang mata.

2. Etiologi

      Sinusitis dapat terjadi bila terdapat gangguan pengaliran udara dari dan ke rongga sinus serta adanya gangguan pengeluaran cairan mukus.
Sinusitis dapat terjadi akibat dari beberapa faktor dibawah ini:
      • Bulu-bulu halus di dalam rongga sinus (silia) tidak bekerja secara maksimal. Rambut halus (silia) yang selalu bergerak untuk mendorong cairan mukus keluar dari rongga sinus. Asap rokok merupakan biang kerok dari rusaknya rambut halus ini sehingga pengeluaran cairan mukus menjadi terganggu. Cairan mukus yang terakumulasi di rongga sinus dalam jangka waktu yang lama merupakan tempat yang nyaman bagi hidupnya bakteri, virus dan jamur. Seperti Streptococcus pneumonia, Hamophilus influenza.
       • Flu dan alergi menyebabkan lendir diproduksi secara berlebih yang bisa menutupi rongga sinus. Ketika sinusitis terjadi karena infeksi bakteri ataupun virus, maka akan terjadi infeksi pada rongga sinus. Kadangkala infeksi sinus terjadi setelah kita mengalami flu. Virus flu tersebut akan menyerang lapisan rongga sinus, menyebabkan lapisan sinus bengkak dan rongga sinus menjadi mengecil. Tubuh bereaksi terhadap virus tersebut dengan memproduksi lebih banyak lendir. Tetapi karena rongga sinus mengecil maka lendir terperangkap di dalam rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri. Bakeri tersebutlah yang menyebabkan terjadinya infeksi sinus. Sehingga lubang ini menjadi buntu dan mengganggu aliran udara sinus serta pengeluaran cairan mukus.
       • Adanya polip pada hidung yang dapat menutupi rongga sinus.
       • Berenang atau menyelam dapat meningkatkan resiko terkena sinusitis. Jadi harus dihindari karena menyelam bisa menyebabkan air dapat masuk ke dalam sinus sehingga menimbulkan sumbatan atau infeksi.

3. Klasifikasi

    Sinusitis dapat dibagi menjadi tiga tipe besar yaitu:

  • Berdasarkan lokasi (sinusitis frontalis, maksilaris, ethmoid, dan sphenoid).
  • Berdasarkan lamanya penyakit (akut, subakut, kronis). Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari 30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis kronis bila penyakit diderita lebih dari 3 bulan.

            Berdasarkan jenis peradangan yang terjadi (infeksi dan non infeksi). Sinusitis infeksi biasanya disebabkan oleh virus walau pada beberapa kasus ada pula yang disebabkan oleh bakteri. Sedangkan sinusitis non infeksi sebagian besar disebabkan oleh karena alergi dan iritasi bahan-bahan kimia.

4. Patofisiologi

       Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM). Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan.
Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium. Hal ini menimbulkan tekanan negatif di dalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus. Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk dalam sinus ini akan menjadi media yang poten untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik. Jika terapi inadekuat maka keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan semakin berkembang.
Gangguan penyerapan dan aliran udara di dalam sinus, menyebabkan juga silia menjadi kurang aktif dan lendir yang diproduksi oleh selaput permukaan sinus akan menjadi lebih kental dan menjadi mudah untuk bakteri timbul dan berkembang biak. Bila sumbatan terus-menerus berlangsung akan terjadi kurangnya oksigen dan hambatan lendir, hal ini menyebabkan tumbuhnya  bakteri anaerob selanjutnya terjadi perubahan jaringan.

5. Manifestasi klinik


  • Demam
  • Wajah pucat
  • Perubahan warna pada ingus
  • Hidung tersumbat
  • Berkurangnya indera penciuman
  • Batuk, biasanya akan memburuk saat malam
  • Nyeri menelan
  • Napas berbau (halitosis)
  • •Sakit gigi

6. Pemeriksaan Penunjang

Sinusitis sebagian besar sudah dapat didiagnosa hanya berdasarkan pada riwayat keluhan pasien serta pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter. Hal ini juga disebabkan karena pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI yang walaupun memberikan hasil lebih akurat namun biaya yang dikeluarkan cukup mahal. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya kemerahan dan pembengkakan pada rongga hidung, ingus yang mirip nanah, serta pembengkakan di sekitar mata dan dahi. Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI baru diperlukan bila sinusitis gagal disembuhkan dengan pengobatan awal. Rhinoskopi, sebuah cara untuk melihat langsung ke rongga hidung, diperlukan guna melihat lokasi sumbatan ostia. Terkadang diperlukan penyedotan cairan sinus dengan menggunakan jarum suntik untuk dilakukan pemeriksaan kuman. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan jenis infeksi yang terjadi.

7. Komplikasi

      Komplikasi yang serius tapi jarang terjadi, namun kemungkinan yang paling gawat adalah penyebaran infeksi ke otak yang dapat membahayakan kehidupan.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah
1. Radang amandel
2. Kelainan pada orbita ; Terutama disebabkan oleh sinusitis ethmoidalis karena letaknya yang berdekatan dengan mata, Penyebaran infeksi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum, Edema palpebra, Preseptal selulitis, Selulitis orbita tanpa abses, Selulitis orbita dengan sub atau extraperiostel abses, Selulitis orbita dengan intraperiosteal abses, Trombosis sinus cavernosus
3. Kelainan intrakranial : Abses extradural, subdural, dan intracerebral, Meningitis, Encephalitis, Trombosis sinus cavernosus atau sagital
4. Kelainan pada tulang : Osteitis, Osteomyelitis
5. Kelainan pada paru : Bronkitis kronik, Bronkhiektasis
6. Otitis media
7. Toxic shock syndrome
8. Mucocele, pyococele





0 comments:

Post a Comment

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut